Welcome To My Blog

Sabtu, 28 Januari 2012

CHOLELITIASIS

PENGERTIAN
Merupakan adanya batu di kandung empedu, atau saluran empedu yang pada umumnya komposisi utamanya adalah kolesterol. (wiliams, 2003)
Kolelitiasis dimaksudkan untuk pembentukan batu didalam kandung empedu. Batu kandung empedu merupakan gabungan beberapa unsur yang membentuk suatu material mirip batu yang terbentuk di dalam kandung empedu.

ETIOLOGI
Belum diketahui secara pasti namun factor predisposisi terpenting adalah gangguan metabolism yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi empedu, statis empedu dan infeksi kandung empedu.
Factor lain adalah :
-          Obesitas
-          Multiparetas
-          Pertambahan usia
-          Jenis kelamin perempuan
-          Ingesti segera makanan yang mengandung kalori rendah dan lemak empedu (puasa)

TANDA DAN GEJALA
a.       Kolelitiasis akut
-          Rasa sakit yang hebat yang timbul tiba-tiba pada abdomen bagian atas.
-          Rasa sakit menyebar ke punggung dan bahu kanan.
-          Banyak berkeringat
-          Mual dan muntah
-          Kolik bilier (penyumbatan batu dalam duktus sistikus)
b.      Kolelitiasis kronik
-          Gejala mirip kolelitiasis akut tetapi berat rasa sakitnya dan tanda-tanda fisik yang ada kurang nyata.
-          Dyspepsia,
-          Intoleransi lemak
-          Heart burn
-          Flatulen yang berlangsung lama

PATOFISIOLOGI
Batu empedu merupakan endapan salah satu atau beberapa komponen empedu : kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium, dan protein. Zat-zat sukar larut.
Perubahan susunan empedu meungkin merupakan factor yang paling penting pada pembentukan batu empedu.
Ada 2 tipe batu empedu :
  1. Batu pigmen
Kemungkinan akan terbentuk bila pigmen yang tidak terkonjugasi dalam empedu mengadakan presipitasi (pengendapan) sehingga terjadi batu. Resiko terbentuknya batu semacam ini semakin besar pada pasien sirosis, hemolysis dan infeksi percabangan bilier.
  1. Batu kolesterol
Infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat berperan sebagian dalam pembentukan batu empedu, melalui peningkatan diskuamasi sel dan pembentukan mucus. Mucus meningkatkan viskositas dan unsur seluler dan bakteri dapat berperan sebagai pusat presipitasi. Akan tetapi infeksi lebih sering menjadi akibat dari pembentukan batu empedu dari pada sebab pembentukan batu empedu (smeltzer,2002). Hati penderita batu kolesterl mengekresi empedu yang supersaturasi dengan kolesterol. Kolesterol yang berlebihan ini mengendap dalam kandung empedu dengan cara yang belum mengerti.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
  Diagnistik cholelitiasis akut atau kronis sering didasarkan pada ultrasonografi yang dapat menunjukkan adanya batu atau malfungsi kandung empedu. Kolelistitis akut juga dapat di diagnosis menggunakan koleskintigrafi.
  Pengobatan paliatif untuk pasien ini adalah dengan menghindari makanan yang  bersalah, seperti makanan dengan kandungan lemak tinggi.
  Batu empedu dapat dipecahkan dengan gelombang syok ekstrakorporel, melalui metode yang disebut litotripsi, yang ditimbulkan dengan jenis elekrtomegnetik alat – alat pada pasien dengan:  Kolik biliar , Batu radiolusen, Fungsi kandung empedu dengan pengosongan normal, Sampai maksimum ketiga batu
  Pengobatan lazim kedua kesdaan ini adalah pembedahan untuk kandung empedu dan pengankatan batu dari duktus koledukus ( koledokolitotomi ) yang diharapkan dapat menyembuhkan sekitar 95% kasus.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
-          Pemeriksaan Laboratorium
-          Pemeriksaan Radiografik
-          USG
-          Kolesistografi
-          Sonogram
-          ERCP (Endoscopic Retrograde Colangiopancreatografi)

PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan pendukung dan diet
  Kurang lebih 80% dari pasien-pasien inflamasi akut kandung empedu sembuh dengan istirahat, cairan infus, penghisapan nasogastrik, analgesik dan antibiotik. Intervensi bedah harus ditunda sampai gejala akut mereda dan evalusi yang lengkap dapat dilaksanakan, kecuali jika kondisi pasien memburuk.(Smeltzer, 2002)
  Manajemen terapi :
  Diet rendah lemak, tinggi kalori, tinggi protein
  Pemasangan pipa lambung bila terjadi distensi perut.
  Observasi keadaan umum dan pemeriksaan vital sign
  Dipasang infus program cairan elektrolit dan glukosa untuk mengatasi syok.
  Pemberian antibiotik sistemik dan vitamin K (anti koagulopati)
2. Pengangkatan batu empedu tanpa pembedahan
  Pelarutan batu empedu
            Pelarutan batu empedu dengan bahan pelarut (misal : monooktanoin atau metil tertier butil eter/MTBE)
  Pengangkatan non bedah
            digunakan untuk mengeluarkan batu yang belum terangkat pada saat kolisistektomi atau yang terjepit dalam duktus koledokus.
  ESWL (Extracorporeal Shock-Wave Lithotripsy)
            Prosedur noninvasiv ini menggunakan gelombang kejut berulang (Repeated Shock Wave) yang diarahkan pada batu empedu didalam kandung empedu atau duktus koledokus dengan maksud memecah batu tersebut menjadi beberapa sejumlah fragmen.(Smeltzer, 2002)

3. Penatalaksanaan bedah
  Penanganan bedah pada penyakit kandung empedu dan batu empedu dilaksanakan untuk mengurangi gejala yang sudah berlangsung lama, untuk menghilangkan penyebab kolik bilier dan untuk mengatasi kolesistitis akut. Pembedahan dapat efektif jika gejala yang dirasakan pasien sudah mereda atau bisa dikerjakan sebagai suatu prosedur darurat bilamana kondisi psien mengharuskannya
  Tindakan operatif meliputi :
  Sfingerotomy endosokopik
  PTBD (perkutaneus transhepatik bilirian drainage)
  Pemasangan “T Tube ” saluran empedu koledoskop
  Laparatomi kolesistektomi pemasangan T Tube
  Penatalaksanaan pra operatif :
  Pemeriksaan sinar X pada kandung empedu
  Foto thoraks
  Ektrokardiogram
  Pemeriksaan faal hati
  Vitamin k (diberikan bila kadar protrombin pasien rendah)
  Terapi komponen darah
  Penuhi kebutuhan nutrisi, pemberian larutan glukosa scara intravena bersama suplemen hidrolisat protein mungkin diperlikan untuk membentu kesembuhan luka dan mencegah kerusakan hati.

KOMPLIKASI
-          Eviserasi luka
-          Pembentukan abses
-          Perforasi kandung empedu
-          Empyema kandung empedu
-          Sepsis umum
-          Abses hati


1 komentar: